Blog

Honda Mobilio M/T 2015, Tidak Puas main NA Beralih Ke Turbo

58006-honda-mobilio-mt-2015-tidak-puas-main-na-beralih-ke-turbo-1

Force induction lebih efisien dibanding bermain naturally aspirated. Dengan kapasitas mesin sama tapi tenaga bisa naik 50% dengan metode light boost.

HONDA KUDUS JAYA. Pada zaman sekarang ini semakin banyak orang-orang meng-upgrade mesin dengan metode forced induction. Maksudnya, dengan bantuan turbocharger ataupun supercharger. Salah satunya Evan Limandar, pemilik MPV Honda Mobilio M/T 2015 keluaran Honda Prospect Motor ini.

Awalnya sempat bermain NA (Naturally Aspirated) hingga stage 2. Namun masih kurang puas bagi pemukim Green Garden, Jakbar ini. “Torsinya kurang menurut gue yah kalau bermain NA. Apalagi karakter Honda memiliki torsi di putaran mesin yang cukup tinggi,” sebut anggota komunitas Spade ini. Makanya salah satu jawaban paling mudah tentu mencangkok rumah keong, agar mudah mendapatkan torsi lebih besar.

Mengerjakan proyek ini tentu Evan tak sendirian, ia dibantu Kevin Jayadi pemilik Kev Garage di bilangan Taman Aries, Jakbar. Atas diskusinya, paling penting justru memilih turbo yang sesuai. Supaya tidak lagging berlebihan. Maka dipilih buatan Garrett GT series. Walaupun turbonya sendiri sanggup menghasilkan 1,7 bar. Sengaja boost tidak lebih dari 0,5 bar karena jeroan mesin masih bawaan pabrik.

Suplai udara yang melimpah tentu harus diimbangi dengan suplai bahan bakar yang pas. Itu sebabnya fuel pump standar diganti lansiran DW yang berkapasitas 265 liter per jam. Injektor standar juga digusur oleh bawaan Civic Type R yang mampu mensuplai 310 cc per menit.

Sengaja tidak pakai sistem ekstra injektor, karena harus buat bracket dan fuel rail lagi. “Tambah ribet mending langsung ganti 4 buah injektor saja, plug and play bebas repot,” terang Kevin yang meracik mesin L15Z1 ini. Kelar proyek mesin, ubahan difokuskan pada sektor kaki-kaki. “Bahaya jika handling tidak bagus karena tenaga dan torsi sudah jauh meningkat,” tukas Evan yang masih kuliah di Universitas Tarumanegara ini.

Suspensi yang lebih andal dan pelek tapak lebih lebar menjadi jawabannya. Untuk suspensi sengaja memilih coilover Tanabe, supaya mudah mengatur ground clearance. Namun tipe NF (Normal Feeling) yang dipilih, agar damping tidak terlalu keras seperti tipe sport atau untuk balap. Wah boleh dicoba nih turun drag race.

Siapa Tahu dapat piala bro! • (otomotifnet.com)

Plus:
– Berkat forced induction performa kencang dan masih nyaman buat harian

Minus:
– menggunakan bawaan pabrik, tidak mencerminkan kendaraan kencang

Data Modifikasi:

Mesin
– Turbo Garrett Ball Bearing GT Series
– Intercooler Mishimoto
– Custom Piping Turbo Stainless Steel
– Slang Samco
– Kepala Silinder Porting Polished
– 3 Angle Valve Job
– Pompa Bahan Bakar DW 65C (265 Liter/Hour)
– Full Custom Exhaust
– Injektor K20A
– Saringan Udara APEX’i
– Engine Mounting Polyurethane
– Throttle Body Freed
– Pivot (Mega Raizin, Spark Earth)
– Busi NGK Iriway 9
– Piggyback Kit (Unichip Q+, Idrive, Throttle Module)
Eksterior:
– Kap Mesin Carbon
– Billion Air Funnel
– Bumper Quick Release Password JDM
– Lampu Belakang Custom LED
Interior:
– Shift Knob Mugen
– Setir OMP
– Custom Quick Shifter
– Pivot Turbo Timer
– Samsung Galaxy S3 OBD2 Bluetooth
Kaki-kaki:
– Coilover Tanabe
– Pelek F1 16×7 Original
– Ban Toyo 195/50 R16
– Kampas Rem Bendix
In Car Entertainment:
– Speaker Depan Roger’s 2 Way
– Power Amplifier Dynamic 4 Channel
– Subwoofer JBL 12 Inci