Tes Drive Honda Brio Satya E CVT di Indonesia
HONDA KUDUS JAYA. Menyandang status LCGC, mobil ini banyak bertingkah. Namun selayaknya anak muda, dari situlah ia meraih eksistensi diri. Auto Bild lakukan tes drive Honda Brio Satya E CVT di Indonesia.
Melihat anak muda zaman sekarang, kita akan disuguhkan sosok in dividu yang bere nergi. Bahkan, rela melakoni beragam hal demi memperoleh pengakuan se kelilingnya.
Hal ini tidak sepenuhnya salah. Karena setiap tingkahnya bisa jadi justru memperlihatkan potensi diri yang besar. Pembenaran ini juga berlaku untuk LCGC garapan Honda, Brio Satya E CVT.
Mobil ini baru saja mengalami revisi. Terutama di sektor teknikal yaitu mesin dan transmisi. Berbekal set mesin baru dan transmisi otomatis anyar, ia kini semakin potensial dengan tenaga mencapai 90 dk. Sebelumnya, Brio Satya harus puas di angka maksimum 88 dk.
Bermodalkan peningkatan tersebut, tes sprint 0–100 km/jam berhasil dituntaskannya dalam tempo 11,8 detik. Tingkah mengejutkan yang spesial karena dulunya ia hanya meraih 15,1 detik untuk parameter serupa.
Tampaknya keputusan Honda mengganti transmisi otomatis 5 speed dengan otomatis CVT berbuah manis. Terlebih saat dilajukan, penyaluran tenaganya sangatlah halus. Sampai-sampai sulit merasakan entakan pada proses peningkatan kecepatan.
Sejujurnya, hasil tes akselerasi itu melebihi perkiraan. Pasalnya, pada awal-awal “kencan” de ngan mobil ini, terasa pedal gas tidak begitu responsif. Ya, ibarat anak muda yang kadang menunjukkan sifat pemalasnya, namun paham betul cara bersenangsenang.
Pada mobil ini kesenangan bisa diperoleh dari dalam kabin. Bangku depan dengan sandaran dan headrest menyambung punya potongan sporti dan menopang tubuh dengan baik. Sehingga tetap nyaman ketika Anda bermain-main dengan kemudinya yang sangat ringan.
Soal pengendalian tidak ada masalah. Ia gesit. Memasuki tikungan dalam kecepatan sedang, sensasi bodi mobil terbuang ke arah berlawanan itu sulit terdeteksi. Efek body roll baru muncul kalau ia sudah bermanuver di kecepatan tinggi. Setidaknya di angka 70 km/jam ke atas.
Masalah dalam kabin dimulai ketika bicara kesenyapan. Deru putaran roda dan mesin masih menelusup selama berkendara. Ini terjadi jika Anda tidak mau menyetel audio dengan suara seadanya via head unit non layar sentuh.
Sebenarnya, apresiasi patut ditujukan untuk desain interior Brio Satya. Dinamis dan benar-benar jauh dari kesan LCGC yang “murah”. Penggunaan warna cerah menimbulkan kesan lapang. Anda juga tidak akan dipusingkan dengan banyak tombol, cocok untuk pengemudi awam.
Akomodasi Brio Satya masih seperti pendahulunya. Cukup lega untuk ukuran LCGC. Ia masih mampu memberi ruang nyaman bagi penumpang depan maupun belakang.
Efisiensi adalah hal pen ting bagi mobil LCGC. Hasil pengetesan lengkap kami, di rute dalam kota ia mampu mencapai efisiensi 16,6 km/l. Lebih irit dari generasi sebelumnya yang ada di angka 14 km/l.
Improvement itu juga terjadi pada efisiensi rute tol dengan simulasi kecepatan tinggi yang konstan. Jika pada generasi sebelumnya Brio Sat ya matik meraih 22,3 km/l, kini dengan tenaga lebih besar 2 dk dan pengembangan di sektor transmisi, ia bisa mencetak 22,6 km/l.
RIVAL |
Toyota Agya TRD S A/T Mesin: 998 cc 3-silinder, 65 dk +: Harga, jaringan purna jual, leg room lega |
FIRST OPINION Tenaga lebih besar memberi performa lebih baik bagi eksistensi Brio Satya di dunia mobil LCGC. Dihadirkan dengan tampilan keren dan kualitas handling jempolan khas Honda, Brio Satya kini semakin menarik untuk memikat anak muda yang menyukai hatchback de ngan performa mumpuni. Masalahnya, relakah menebus Rp 150 juta lebih untuk mobil berlabel LCGC 5 penumpang? SEKILAS PANDANG |
Sumber : Autobild